BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman ,tentu kebutuhan terhadap manusia
bertambah oleh karena itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan
dan perubahan. Perubahan yang secara umum terjadi pada perekonomian yang
dialami suatu negara seperti inflasi, pengangguran, kesempatan kerja, hasil
produksi, dan sebagainya. Jika hal ini ditangani dengan tepat maka suatu negara
mengalami keadaan ekonomi yang stabil, mempengaruhi kesejahteraan kehidupan
penduduk yang ada negara tersebut.
Sudah hampir 66 tahun Indonesia merdeka. Akan tetapi kondisi
perekonomian Indonesia tidak juga membaik. Masih terdapat ketimpangan ekonomi,
tingkat kemiskinan dan pengangguran masih tinggi, serta pendapatan per kapita
yang masih rendah. Untuk dapat memperbaiki sistem perekonomian di Indonesia,
kita perlu mempelajari sejarah tentang perekonomian Indonesia dari masa
penjajahan, orde lama, orde baru hingga masa reformasi. Dengan mempelajari
sejarahnya, kita dapat mengetahui kebijakan-kebijakan ekonomi apa saja yang
sudah diambil pemerintah dan bagaimana dampaknya terhadap perekonomian
Indonesia serta dapat memberikan kontribusi untuk mengatasi permasalah ekonomi
yang ada.
Terpilihnya
Susilo Bambang Yudhoyono, telah membuat babak baru dalam perjalanan sejarah
Indonesia. Beliau dilantik sebagai presiden keenam Republik Indonesia pada
tanggal 20 Oktober 2004 bersama wapresnya Jusuf Kalla yang kemudian kembali
terpilih di Pemilu 2009 bersama wapresnya Boediono. 2010 menjadi
tahun yang penting bagi Indonesia. Terpilihnya presiden baru, menandakan era
baru dalam pemerintahan Indonesia.
Dalam kesempatan ini saya akan menjelaskan tentang
perkembangan pembangunan ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono dan Boediono tahun 2010 hingga 2014, dan pada tahun 2015 yang
sudah memasuki masa pemerintahan Jokowi-JK.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
diuraikan maka rumusan masalah yang dikaji dalam pembuatan makalah ini
difokuskan tentang Perkembangan Perekonomian Indonesia. Adapun perumusan
masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : Bagaimana perkembangan
perokonomian Indonesia dari tahun 2010 hingga 2015 ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan suatu
wawasan dan pengetahuan mengenai sejarah perekonomian Indonesia pada tahun 2010
hingga 2015, dan agar lebih memahami perkembangan ekonomi di Indonesia secara
luas. Selain itu, makalah ini dibuat sebagai bahan penyelesaian tugas makalah
mata kuliah Ekonomi Pembangunan mengenai
Pembangunan Ekonomi Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Perekonomian Indonesia Tahun 2010
Tahun
2010
menjadi tahun yang penting bagi Indonesia. Terpilihnya presiden baru,
menandakan era baru dalam pemerintahan Indonesia. Keberhasilan Indonesia lepas
dari jeratan krisis financial global, hingga mampu menjadi satu dari dua negara
Asia yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif di tahun 2009, membangkitkan
optimisme di awal tahun 2010. Optimisme perekonomian ini yang sepatutnya
dipertahankan oleh pemerintahan SBY dan menjadi landasan pembangunan di tahun
2010.
Secara umum, perekonomian
Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan prestasi yang cukup baik. Sebagai negara
yang mampu mencapai pertumbuhan positif selama masa krisis finansial global,
Indonesia semakin mendapat kepercayaan di mata dunia Internasional. Hal ini
terbukti dari meningkatnya peringkat Indonesia pada Global Competitiveness
Index 2010-2011 yang dikeluarkan oleh World Economic Forum. Indonesia berhasil
meraih peringkat 44, naik 10 peringkat dibandingkan pada tahun 2009.
Indikator makroekonomi
Indonesia selama tahun 2010 menunjukkan adanya perbaikan perekonomian
Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil melaju pada tingkat 6,1%,
sedangkan tingkat inflasi hingga November berhasil ditahan pada level 6,33%
(yoy). Hal ini didukung oleh rendahnya tingkat suku bunga BI yang dipertahankan
pada level 6,5%. Rendahnya tingkat suku bunga acuan ini menyebabkan sektor
kredit mengalami peningkatan tajam sehingga sukses memompa pertumbuhan ekonomi.
Hal ini terlihat dari meningkatnya pertumbuhan kredit yang hingga bulan oktober
mencapai 19,3% (yoy).
Seperti
pendapat Seers (1973) bahwa permasalahan utama negara berkembang adalah kemiskinan,
pengangguran dan pemerataan pendapatan, Indonesia pun masih menghadapi
permasalahan yang sama. Walaupun angka kemiskinan yang dikeluarkan BPS
menunjukkan trend penurunan, angka kemiskinan dan pengangguran Indonesia
tetaplah tinggi. Pada tahun 2010, angka kemiskinan mencapai 34 juta, sedangkan
angka pengangguran menjadi 9,5 juta. Lebih menyedihkannya lagi, sebagian besar
dari penganggur adalah sarjana D3 dan S1. Jadi dapat disimpulkan, sebagian
besar tenaga kerja yang terserap adalah tenaga kerja berpendidikan SMA kebawah.
Sementara masalah pemerataan pendapatan juga masih jadi momok selama satu
dekade terakhir. Pemerataan pendapatan mengalami stagnansi selama
bertahun-tahun. Hal ini terlihat dari stagnannya angka koefisien gini Indonesia
selama satu dekade pada kisaran 3,6-3,8. Masalah ini menjadi serius karena
pertumbuhan ekonomi Indonesia terus menerus positif selama beberapa tahun
terakhir tapi tingkat kemiskinan, pengangguran dan pemerataan pendapatan masih
tetap bermasalah. Alhasil dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut
hanya dinikmati sedikit pihak.
2.2
Perekonomian Indonesia Tahun 2011
Badan
Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 6,5% pada
empat bulan terakhir tahun 2011, meski sebelumnya sempat muncul pesimisme
karena anjloknya angka ekspor Desember lalu. Dengan demikian, target
pertumbuhan yang dicanangkan pemerintah antara 6,3-6,5%, terpenuhi sepanjang
tahun lalu. Angka yang dilansir BPS ini memupus keraguan akan memburuknya
pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena pada Desember lalu angka ekspor justru
melemah hanya mencapai 2,19% dibanding angka yang sama tahun sebelumnya dan
merupakan yang terendah sejak September 2009. Pada bulan Oktober dan November
2011, ekspor juga melemah menjadi 16,7 dan 8,25 %, padahal angka ekspor
rata-rata sejak Juli-September mencapai 40,5%.
Meski
demikian, melemahnya ekspor ditutup oleh melonjaknya konsumsi dalam negeri
sementara minat investasi juga tetap tinggi pada kuartal keempat 2011, ditandai
dengan naiknya angka investasi asing (FDI) yang mencapai 25%. Kalangan pengamat
menghubungkan naiknya angka investasi asing ini dengan kembalinya standar layak
investasi (investment grade) yang diumumkan oleh lembaga pemeringkat Fitch,
pada pertengahan Desember lalu. Pemeringkat lain, Moody's dan Standard and
Poor's, kemungkinan besar akan mengikuti langkah itu tahun ini, yang dipandang
akan menjadi dorongan makin besar pada investor untuk berbisnis di Indonesia.
Meski demikain suhu ekonomi dunia
yang sedang terganggu akibat krisis berkepajangan di AS dan Eropa, diperkirakan
akan turut berimbas ke Indonesia sehingga lembaga seperti Bank Indonesia
menurunkan target pertumbuhan 2012 menjadi 6,3-6,5%, lebih rendah dari target
pemerintah yang mencapai 6,7%. Dari sisi internal, persoalan yang dianggap bisa
mengganggu laju pertumbuhan ekonomi adalah masalah perburuhan yang pada
beberapa pekan terakhir dianggap meresahkan investor asing terutama yang
bergerak di bidang industri manufaktur. Pengusaha menuding pemerintah daerah
menggunakan kasus perburuhan sebagai alat politik untuk kepentingan mereka,
sehingga merugikan perhitungan bisnis mereka untuk tahun 2012.
2.3 Perekonomian Indonesia
Tahun 2012
Untuk menghadapi tahun 2012 ini Presiden instruksikan
jajaran pemerintah untuk menjaga sektor riil di tengah situasi krisis global
dan melemahnya volume ekspor Indonesia ke luar negeri. Sektor riil dikatakan
dapat menjadi penopang utama perekonomian Indonesia. Sektor riil yang bagus
mencegah dampak pemutusan hubungan kerja. Belanja modal dan belanja barang pada
tahun anggaran 2011 harus lebih dioptimalkan, belanja pemerintah dapat turut
membuat perekonomian di Indonesia berjalan. Saat ini, realisasi belanja pemerintah hingga 30
November ini mencapai 71 persen.
Optimisme prospek perekonomian tahun 2012 juga didorong adanya
peningkatan rating Indonesia yang masuk ke level investment grade. Dengan
demikian, beberapa negara berkembang sudah menunjukkan rasa percaya yang tinggi
untuk menginvestasikan dananya di Indonesia. “Hal ini akan berdampak positif.
Misalnya perusahaan multinasional akan melakukan investasi jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun
2012 diperkirakan akan melaju pada kisaran 6,3 persen – 6,7 persen dan inflasi
diperkirakan dapat berada di kisaran
sasaran 4,5% ± 1%.
Prospek perekonomian Indonesia di tahun 2012
diperkirakan masih kuat, namun masih
yada resiko yang berasal dari pelemahan
ekonomi global masih tinggi. Pertumbuhan
ekonomi terutama sumber dari peekonomian domestic dengan peran prestasi yang
semakin meningkat. Pasar domestik
yang besar, terjaganya stabilitas
makroekonomi, suku bunga yang rendah, perbaikan iklim investasi dan
status investment grade merupakan factor pendorong tingginya pertumbuhan
investasi ke depan.
Kebijakan dalam bidang pendidikan
diterapkan oleh kepemimpinan SBY, diantaranya adalah
1.
Meningkatkan anggaran pendidikan menjadi 20% dari keseluruhan APBN.
2.
Meneruskan dan mengefektifkan program rehabilitasi gedung sekolah yang sudah
dimulai pada periode 2004-2009, sehingga terbangun fasilitas pendidikan yang
memadai dan bermutu dengan memperbaiki dan menambah prasarana fisik sekolah,
serta penggunaan teknologi informatika dalam proses pengajaran yang akan
menunjang proses belajar dan mengajar agar lebih efektif dan berkualitas.
3.
Pemanfaatan alokasi anggaran minimal 20 persen dari APBN untuk memastikan pemantapan
pendidikan gratis dan terjangkau untuk pendidikan dasar 9 tahun dan dilanjutkan
secara bertahap pada tingkatan pendidikan lanjutan di tingkat SMA.
4.
Perbaikan secara fundamental kualitas kurikulum dan penyediaan buku-buku yang
berkualitas agar makin mencerdaskan siswa dan membentuk karakter siswa yang
beriman, berilmu, kreatif, inovatif, jujur, dedikatif, bertanggung jawab, dan
suka bekerja keras.
5.
Meneruskan perbaikan kualitas guru, dosen serta peneliti agar menjadi pilar
pendidikan yang mencerdaskan bangsa, mampu menciptakan lingkungan yang
inovatif, serta mampu menularkan kualitas intelektual yang tinggi, bermutu, dan
terus berkembang kepada anak didiknya. Selain program sertifikasi guru untuk
menjaga mutu.
6.
Akan ditingkatkan program pendidikan dan pelatihan bagi para guru termasuk
program pendidikan bergelar bagi para guru agar sesuai dengan bidang pelajaran
yang diajarkan dan semakin bermutu dalam memberikan pengajaran pada siswa.
7.
Memperbaiki remunerasi guru.
8.
melanjutkan upaya perbaikan penghasilan kepada guru, dosen, dan para peneliti.
9.
Memperluas penerapan dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
untuk mendukung kinerja penyelenggaraan pembangunan di bidang pendidikan.
10.
Mendorong partisipasi masyarakat (terutama orang tua murid) dalam menciptakan
kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan
aspirasi dan tantangan jaman saat ini dan kedepan.
Pada pemerintahan SBY kebijakan
yang dilakukan adalah mengurangi subsidi Negara Indonesia, atau menaikkan harga
Bahan Bahan Minyak (BBM), kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin
akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan sampai pada tangan rakyat atau
masyarakat yang membutuhkan, kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada
sarana pendidikan yang ada di Negara Indonesia. Akan tetapi pada pemerintahan
Susilo Bambang Yudhoyono dalam perekonomian Indonesia terdapat masalah dalam
kasus Bank Century yang sampai saat ini belum terselesaikan bahkan sampai
mengeluarkan biaya 93 miliar untuk menyelesaikan kasus Bank Century ini.
2.4 Perekonomian Indonesia Tahun 2013
Pertumbuhan ekonomi
Indonesia terus turun. Setelah mencapai pertumbuhan ekonomi 6,5 persen pada
2011, dan 6,23 persen pada 2012, pertumbuhan ekonomi 2013 berada dibawah 6
persen. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia
sepanjang 2013 sebesar hanya 5,78 persen. Angka tersebut turun dibandingkan
sepanjang 2013 sebesar 6,23 persen. Kepala BPS Suryamin memaparkan,
pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2013 sebesar 5,72 persen, atau mengalami
penurunan 1,42 persen dibanding kuartal III-2013. "Triwulan empat ini dari
pengalaman selalu lebih rendah dibanding triwulan tiga setiap tahunnya,"
kata Suryamin, di Kantor BPS,
Rabu(5/2/2014).
Kendati mengalami penurunan,
Suryamin mengatakan ekspor pada triwulan IV-2013 menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
Hal ini disebabkan negara-negara yang tadinya terdampak krisis global seperti
China dan Amerika Serikat mulai pulih. Bakan pertumbuhan ekonomi Amerika
Serikat yang tadinya diprediksikan hanya 1,6 persen, realisasinya 1,9 persen.
Lebih lanjut dia mengatakan,
pertumbuhan terjadi di semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di
sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 10,19 persen, dengan nilai Rp 292,4
triliun. Berturut-turut disusul sektor keuangan, real estate dan jasa
perusahaan dengan pertumbuhan 7,56 persen, dengan nilai Rp 272,1 triliun.
Sektor ketiga yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah konstruksi, di mana
mencatat pertumbuhan 6,57 persen dengan nilai Rp 182,1 triliun. Sementara
itu pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian tercatat paling kecil
sebesar 1,34 persen dengan nilai Rp 195,7 triliun.
Sedangkan jumlah total
produk domestik bruto (PDB) sepanjang 2013 adalah Rp 9.084 triliun Atas Dasar
Harga Berlaku (ADHB). Sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan (tahun 2000) adalah
Rp. 2770,3 triliun.
Untuk kuartal-IV 2013
sendiri PDB ADHB sebesar Rp 2.367,9 triliun, dan ADHK sebesar Rp 699,9 triliun.
Angka ini naik dibanding kuartal-IV 2012, dimana PDB ADHB sebesar Rp 2.092,4
triliun, dan ADHK sebesar Rp 662,1 triliun.
2.5 Perekonomian Indonesia Tahun 2014
Kondisi
ekonomi makro sepanjang tahun 2014 menunjukkan kinerja yang cukup baik
sebagaimana ditunjukkan melalui indikator makro ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
pada tahun 2014 tercatat sebesar 5,1 persen (angka sementara), lebih rendah
dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Perubahan (APBN-P) 2014 yang sebesar 5,5 persen.
Tingkat
inflasi tahun 2014 tercatat sebesar 8.36 persen, lebih tinggi dari asumsi
APBN-P 2014 yang sebesar 5,3 persen. Hal ini terjadi karena APBN-P 2014 belum
mengasumsikan adanya penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM). Realisasi
tingkat suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan sebesar 5,8
persen, lebih rendah dari asumsi dalam APBN-P 2014 yang sebesar 6,0 persen.
Sementara itu, realisasi nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat rata-rata sebesar
Rp11.878/dolar AS, lebih tinggi dari angka yang ditetapkan dalam APBN-P 2014,
sebesar Rp11.600/dolar AS. Harga minyak mentah Indonesia tercatat sebesar 97
dolar AS per barel, lebih rendah dari asumsi dalam APBN-P 2014, sebesar 105
dolar AS per barel.
Untuk
rata-rata lifting minyak mentah Indonesia, realisasinya mencapai 794
ribu barel per hari, lebih rendah dari target dalam APBN-P 2014 yang sebesar
818 ribu barel per hari. Terakhir, realisasi lifting gas mencapai target yang ditentukan dalam APBN-P yaitu 1.224
ribu barel setara minyak per hari.
2.6 Perekonomian Indonesia Tahun 2015 Masa Pemerintahan Jokowi-Jk
Masa pemilihan presiden telah usai. Terpilihlah Joko
Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia dan Jusuf Kalla sebagai Wakil
Presiden. Setiap
pergantian kepempinan yang lama di serahkan kepada kepemimpinan yang baru harus
ada evaluasi kinerja tentang program-program perekonomian jangka panjang
yang belum selesai pada akhir masa jabatan agar dapat dilanjutkan pada
kepemimpinan yang baru. Sehingga semua yang telah di programkan oleh
kepemimpinan yang lama tidak berhenti di tengah jalan. Berikut ini gambaran
perekonomian pada beberapa sektor saat pemerintahan Jokowi – JK.
Presiden Jokowi secara tegas
menyatakan akan merealisasikan ideologi Trisakti yaitu untuk menjadikan
Indonesia negara yang berdaulat dalam politik; berdikari dalam ekonomi; serta
berkepribadian dalam kebudayaan. Guna mencapai suatu perekonomian yang berbasis
kerakyatan tersebut, tentu diperlukan suatu terobosan dalam hal diplomasi
ekonomi Indonesia dengan mitranya baik secara bilateral, regional maupun
multilateral. Hal ini sejalan dengan 9 (sembilan) agenda prioritas (NAWACITA)
pemerintah periode 2015 – 2019 yang salah satunya adalah untuk mewujudkan suatu
negara yang berdikari dalam ekonomi dengan cara menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik sesuai dengan percerminan dari ideologi Trisakti.
Presiden Joko Widodo menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015
sebesar 5.6% hingga 5.8%. Secara keseluruhan, ekspor nonmigas Indonesia lebih
unggul dibandingkan sektor migas. Sepanjang Januari-November 2014, ekspor
nonmigas tercatat mencapai 82.69 % sedangkan ekspor migas hanya sebesar 17.31%.
Kontribusi terbesar ekspor nonmigas berasal dari industri pengolahan yang
menyumbang sebesar 66.51%.
Di bidang perdagangan, diplomasi
ekonomi Indonesia akan difokuskan pada upaya untuk membidik pasar non
tradisional bagi produk-produk ekspor dari Indonesia. Selama ini ekspor dari
Indonesia cenderung terfokus pada pasar-pasar tradisional seperti Jepang,
Amerika, Singapura, Taiwan, Korea serta negara-negara di kawasan di Eropa Barat
seperti Jerman, Belanda, Inggris, Perancis, serta Italia. Dengan tidak hanya
berorientasi pada pasar tradisional, pasar-pasar non tradisional seperti negara
non Uni Eropa; Skandianavia, Turki, Kanada, Meksiko, Swedia, Panama, Portugal,
serta Irlandia berpotensi bagi peningkatan nilai perdagangan dan
investasi bagi Indonesia. Negara-negara di kawasan Amerika Latin serta Eropa
Timur dan Tengah juga merupakan pasar alternatif bagi produk ekspor dari
Indonesia. Peningkatan nilai perdagangan dan investasi dengan pasar non
tradisional dan pasar alternatif hendaknya dijalankan dengan tetap
mempertahankan hubungan yang telah terjalin dengan baik dengan pasar
tradisional. Dengan berubahnya paradigma pangsa pasar bagi pemasaran produk
ekspor Indonesia dari pasar tradisional ke pasar non tradisional serta pasar
alternatif, nilai perdagangan serta investasi Indonesia diharapkan akan
mengalami peningkatan.
Di bidang investasi, dalam pidato
Presiden Jokowi pada KTT APEC pada bulan November 2014, dengan jelas
disampaikan bahwa Indonesia membuka peluang masuknya investasi dalam jumlah
yang besar, khususnya bagi pembangunan infrastruktur dan konektivitas dalam
lima tahun ke depan. Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia akan terbuka
bagi masuknya investasi dalam proyek pembangunan 24 seaport dan deep
seaport; railway track dan railway network yang
menghubungan pulau-pulau terbesar di Indonesia; power plant untuk manufaktur
dan daerah-daerah industri serta pembuatan transportasi umum di sejumlah kota
besar di Indonesia; serta pembangunan sea toll dalam kerangka
diplomasi maritim.
Namun Data terakhir dari Badan Pusat
Statistik (BPS) menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 mencapai
angka terendah selama lima tahun terakhir. Menurut BPS, tahun 2014 pertumbuhan
ekonomi sekitar 5,01 persen (dengan basis perbandingan tahun 2010). Padahal
pemerintah menargetkan pertumbuhan sebesar 5,5 persen.
Pemerintahan Jokowi berharap, situasi ini bisa lebih membaik
lagi tahun 2015, setelah
beberapa langkah dilakukan untuk membangkitkan kembali perekonomian. Para pengamat juga memuji beberapa
langkah pemerintah, seperti pemotongan subsidi bahan bakar. Tapi Indonesia
masih harus melakukan reformasi mendasar. Dan ada satu masalah besar. Praktek korupsi yang sudah meluas
ke hampir seluruh institusi negara. Bahkan calon Kapolri pun, Jendral Budi
Gunawan, sekarang ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka korupsi.
Jokowi sudah melaksanakan beberapa langkah sensitif yang
sangat penting. Ia memotong subsidi BBM lebih dari 30 persen dan berharap bisa
menghemat anggaran negara sampai Rp 100 triliun untuk tahun depan.
Jokowi juga mengangkat beberapa pejabat penting yang akan
membantunya membenahi perekonomian, seperti Amien Sunaryadi dan Faisal Basri
yang akan mengawasi pengelolaan minyak dan gas. Kedua orang itu dikenal luas
sebagai pengamat dan aktivis anti-korupsi.
Keputusan-keputusan penting itu menjadi perhatian para
investor yang sejak lama mengamati perkembangan politik di Indonesia. Mereka
bersikap menunggu, ketika negara ekonomi terbesar di ASEAN ini sedang
menghadapi perkembangan terparah sejak lima tahun terakhir.
Baru-baru ini, Presiden Jokowi memotong anggaran perjalanan
dinas dan rapat pemerintah sampai 30 persen, dan menghemat sekitar Rp 16
triliun. Sebelumnya, ketika menghadiri rangkaian konferensi internasional di
Cina, Myanmar dan Australia, dia hanya membawa delegasi kecil.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
penulisan ini dapat disimpulkan bahwa perokonomian yang baik adalah harapan
bangsa. Namun sampai saat ini kesejahteraan yang
diimpikan bangsa Indonesia belum terwujud. Agar perekonomian Indonesia menjadi lebih baik pemerintah
harus ikut serta dalam mendorong percepatan proses pemulihan ekonomi. Pemerintah harus lebih kreatif
dalam menghadapai masalah perekonomian untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi
yang lebih baik lagi sehingga bisa menekan pengangguran dan kemiskinan di
negeri ini. Pemerintah harus konsisten kepada semua kebijakan fiskal
maupun moneter. Tidak hanya pemerintah, masyarakat Indonesia juga harus lebih selektif dalam memenuhi kebutuhan dan bersikap kooperatif bersama
pemerintah.
Indonesia masih memerlukan banyak perbaikan. Perkembangan yang terjadi dalam
lima tahun terakhir membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai
Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Namun apa yang telah dicapai selama ini merupakan hasil dari visi dan
perencanaan pemerintah SBY dan Jokowi. Kebijakan apapun yang mereka tetapkan
pasti tujuan mereka ingin membawa Indonesia menjadi Negara lebih baik lagi. Dan kita sebagai generasi muda
dengan segala aspek positif bisa turut mengembangkan perekonomian Indonesia
menjadi lebih baik lagi dan maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar