Selasa, 13 Juni 2017

SEJARAH DEMOGRAFI



Demografi (demography), dari segi kata berasal dari dua kata yunani, yaitu demos  yang berarti rakyat atau penduduk dan grafein yang berarti menggambar atau menulis. Demograpi dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang penduduk, istilah ini pertama kali di pakai oleh Achille guillard dalam karyanya yang berjudul “Elements de statistique humaine,ou demoghraphie comparee” atau Elements of human statistics or comprative demoghraphy (dalam iskandar, 1994)
Banyak ahli telah mendefinisikan tentang demografi, antara lain adalah sebagai berikut:
Johan sussmilch (1762, dalam iskandar, 1994) berpendapat bahwa demografi adalah ilmu yang mempelajari hukum Tuhan yang berhubungan dengan berbagai perubahan pada umat manusia yang terlihat dari jumlah kelahiran, kematian dan pertumbuhannya.
PBB (1958) dan Multylingual Geographic dictionari IUSSP (1982) mendefinisikan demografi sebagai studi ilmiah tentang penduduk suatu wilayah dari segi jumlah, struktur (komposisi) dan perkembangannya (perubahan)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Demografi adalah suatu alat untuk mempelajari perubahan-perubahan kependudukan dengan memanfaatkan data dan statistik kependudukan serta perhitungan-perhitungan secara matematis dan statistik dari data penduduk terutama mengenai perubahan jumlah, persebaran, dan komposisi/ strukturnya.
1.     Sejarah Perkembangan Ilmu Demografi
Menurut sejarahnya, upaya upaya untuk pencatatan statistik kependudukan sudah dilakukan sejak berabad abad yang lalu, meskipun masih di lakukan dalam ruang lingkup yang kecil dan di gunakan secara terbatas. John Graunt (1620-1674) dikenal sebagai pelopor pencatatan statitik penduduk.
Bapak demografi dunia adalah John Graunt. Dahulu dia sering menganalisis data kelahiran dan kematian yang ia peroleh dari catatan kematian (bills of mortality) yang rutin diterbitkan setiap minggu oleh petugas gereja. Dia juga menerbitkan hukum – hukum tentang pertumbuhan penduduk (Natural and Political Observations, Made Upon the Bills of Mortality).
Sejarah demografi sudah ada sejak dahulu, yakni ketika john graunt mempublikasikan Natural and Political Observations Mode Upon the Bills (1662). Penulisan sejarah geografi tersebut didasarkan atas data kependudukan Inggris pada abad ke 16. Sebenarnya sejarah pelaksaan sesnsus kependudukan di dunia ini telah diadakan beberapa ribu tahun yang lalu seusia dengan kerajaan Mesir Kuno, Persia Ibrani, Jepang Kuno dan Yunani Kuno (Taeuber, 2000:99). Akan tetapi karena penduduk yang dicacah juga terbatas (misalnya laki-laki dewasa yang dapat dipilih untuk menjadi tentara), sehingga hasil sensusnya pun terbatas yang biasanya dijadikan rahasia kerajaan. Selanjutnya menurut Taeuber di eropa yang berskala mikro khususnya kota-kota tua telah dilaporkan sejak abad ke 15. Bahkan di India pun pernah mengadakan sensus tahun 1678 (2000:99). Mungkin sensus yang berkesinambungan tertua adalah di Amerika Serikat, yang baisanya dilakukan setiap 10 tahun sekali, terutama sejak tahun 1790. Perkembangan sekarang ini karena teknologi computer dan kemajuan prosedur perumusan sampel juga menimbulkan perubahn-perubahan penting terhadap praktik sensus. Kemajuan ini juga membuka peluang bagi dikembangkannya berbagai jenis prosedur teknis statistik hingga dari data yang sama, dapat menghasilkan informasi –informasi yang jauh lebih lengkap dan bervariasi.
            Dewasa ini banyak para ahli demografi dan ahli geografi dengan mempertimbangkan pengalaman di Barat yang telah mengembangkan suatu teori tentang transisi demografik (demographic transition) yang diharapkan dapat meramalkan dampak industrialisasi atas penduduk di negaranya masing-masing maupun seluruh dunia. Transisi demografis ini juga dikenal sbg bentuk lingkaran atau siklus demografis (demographic cycle) yang menggambarkan proses perubahan tingkat kematian dan kelahiran pada suatu masyarakat dari suatu situasidimaan angka keduanya rendah (Caldwel, 2000:17).
            Dalam ekonomi masyarakat yang sudah maju, angka kematian dan kelahiran cenderung menurun. Contohnya prancis menurun pada abad ke 18, begitu pula Inggris dan beberapa Negara Eropa Selatan serta Eropa Tengah pada abad ke 19. Implikasi teori ini bahwa perbaikan kesehatan umum tanpa industrialisasiakan menghasilkan pertumbuhan penduduk yang luar biasa, dimana industrialisasi kurang lebih secara otomatis akan menstabilkan jumlah penduduk (Sjamsuddin, 1996:211) 



2.     John Graunt Sejarawan pendiri ilmu Demografi
John Graunt (1620-1674) dianggap oleh banyak sejarawan telah mendirikan ilmu demografi, studi statistik populasi manusia. Ia menganalisis statistik vital warga London dan menulis sebuah buku tentang tokoh-tokoh yang sangat mempengaruhi demografi hari dan orang-orang di abad-abad berikutnya. Graunt dihormati untuk karyanya dengan yang dibuat anggota piagam dari Inggris Royal Society, yang terdiri dari ilmuwan terkemuka.

3.     Biografi John Graunt
             Lahir di London, Inggris, pada April 24, 1620, Henry Graunt, seorang pemilik toko di Hampshire, dan istrinya, Mary. Anak tertua dari tujuh atau delapan anak, Graunt bersekolah sampai remaja. Pada usia enam belas ia menjadi magang kepada ayahnya, yang bekerja sebagai pedagang kain (dealer di pakaian dan barang-barang kering). Pada Februari 1641, Graunt menikah dengan Mary Scott, dia punya satu putra dan tiga putri.
Jhon graunt yang hidup antara tahun (1620-1674) memperkirakan bahwa penduduk kota london terdiri dari 199.000 laki laki dan perempuan 185.000, dan antara tahun 1628-162 bayi laki laki yang lahir sedikit banyak dari pada bayi perempuan.
Graunt ini adalah seseorang penjual bahan pakaian dan ia memperkirakan jumlah kelahiran dan kematian pada tahun 1662 berdasarkan pengetahuannya tenyang kalkulasi pasar. Karena menghitung ukuran ukuran demografi dan statistik statistik lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar