Demografi (demography),
dari segi kata berasal dari dua kata yunani, yaitu demos yang
berarti rakyat atau penduduk dan grafein yang berarti menggambar atau
menulis. Demograpi dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran tentang
penduduk, istilah ini pertama kali di pakai oleh Achille guillard dalam
karyanya yang berjudul “Elements de statistique humaine,ou
demoghraphie comparee” atau Elements of human statistics or comprative
demoghraphy (dalam iskandar, 1994)
Banyak
ahli telah mendefinisikan tentang demografi, antara lain adalah sebagai
berikut:
Johan
sussmilch (1762, dalam iskandar, 1994) berpendapat bahwa demografi adalah ilmu
yang mempelajari hukum Tuhan yang berhubungan dengan berbagai perubahan pada
umat manusia yang terlihat dari jumlah kelahiran, kematian dan pertumbuhannya.
PBB
(1958) dan Multylingual Geographic dictionari IUSSP (1982) mendefinisikan
demografi sebagai studi ilmiah tentang penduduk suatu wilayah dari segi jumlah,
struktur (komposisi) dan perkembangannya (perubahan)
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Demografi adalah suatu alat untuk mempelajari
perubahan-perubahan kependudukan dengan memanfaatkan data dan statistik
kependudukan serta perhitungan-perhitungan secara matematis dan statistik dari
data penduduk terutama mengenai perubahan jumlah, persebaran, dan komposisi/
strukturnya.
1. Sejarah
Perkembangan Ilmu Demografi
Menurut sejarahnya,
upaya upaya untuk pencatatan statistik kependudukan sudah dilakukan sejak
berabad abad yang lalu, meskipun masih di lakukan dalam ruang lingkup yang
kecil dan di gunakan secara terbatas. John Graunt (1620-1674) dikenal
sebagai pelopor pencatatan statitik penduduk.
Bapak demografi dunia
adalah John Graunt. Dahulu dia sering menganalisis data kelahiran dan kematian
yang ia peroleh dari catatan kematian (bills of mortality) yang rutin
diterbitkan setiap minggu oleh petugas gereja. Dia juga menerbitkan hukum –
hukum tentang pertumbuhan penduduk (Natural and Political Observations, Made
Upon the Bills of Mortality).
Sejarah demografi sudah
ada sejak dahulu, yakni ketika john graunt mempublikasikan Natural and
Political Observations Mode Upon the Bills (1662). Penulisan sejarah geografi
tersebut didasarkan atas data kependudukan Inggris pada abad ke 16. Sebenarnya
sejarah pelaksaan sesnsus kependudukan di dunia ini telah diadakan beberapa
ribu tahun yang lalu seusia dengan kerajaan Mesir Kuno, Persia Ibrani, Jepang
Kuno dan Yunani Kuno (Taeuber, 2000:99). Akan tetapi karena penduduk yang
dicacah juga terbatas (misalnya laki-laki dewasa yang dapat dipilih untuk
menjadi tentara), sehingga hasil sensusnya pun terbatas yang biasanya dijadikan
rahasia kerajaan. Selanjutnya menurut Taeuber di eropa yang berskala mikro
khususnya kota-kota tua telah dilaporkan sejak abad ke 15. Bahkan di India pun
pernah mengadakan sensus tahun 1678 (2000:99). Mungkin sensus yang
berkesinambungan tertua adalah di Amerika Serikat, yang baisanya dilakukan
setiap 10 tahun sekali, terutama sejak tahun 1790. Perkembangan sekarang ini
karena teknologi computer dan kemajuan prosedur perumusan sampel juga
menimbulkan perubahn-perubahan penting terhadap praktik sensus. Kemajuan ini
juga membuka peluang bagi dikembangkannya berbagai jenis prosedur teknis
statistik hingga dari data yang sama, dapat menghasilkan informasi –informasi
yang jauh lebih lengkap dan bervariasi.
Dewasa
ini banyak para ahli demografi dan ahli geografi dengan mempertimbangkan
pengalaman di Barat yang telah mengembangkan suatu teori tentang transisi
demografik (demographic transition) yang diharapkan dapat meramalkan dampak
industrialisasi atas penduduk di negaranya masing-masing maupun seluruh dunia.
Transisi demografis ini juga dikenal sbg bentuk lingkaran atau siklus
demografis (demographic cycle) yang menggambarkan proses perubahan tingkat
kematian dan kelahiran pada suatu masyarakat dari suatu situasidimaan angka
keduanya rendah (Caldwel, 2000:17).
Dalam
ekonomi masyarakat yang sudah maju, angka kematian dan kelahiran cenderung
menurun. Contohnya prancis menurun pada abad ke 18, begitu pula Inggris dan
beberapa Negara Eropa Selatan serta Eropa Tengah pada abad ke 19. Implikasi
teori ini bahwa perbaikan kesehatan umum tanpa industrialisasiakan menghasilkan
pertumbuhan penduduk yang luar biasa, dimana industrialisasi kurang lebih
secara otomatis akan menstabilkan jumlah penduduk (Sjamsuddin, 1996:211)
2. John
Graunt Sejarawan pendiri ilmu Demografi
John Graunt (1620-1674) dianggap oleh banyak sejarawan
telah mendirikan ilmu demografi, studi statistik populasi manusia. Ia menganalisis statistik vital warga London dan menulis sebuah buku
tentang tokoh-tokoh yang sangat mempengaruhi demografi hari dan orang-orang di
abad-abad berikutnya. Graunt
dihormati untuk karyanya dengan yang dibuat anggota piagam dari Inggris Royal
Society, yang terdiri dari ilmuwan terkemuka.
3. Biografi John Graunt
Lahir di London, Inggris, pada
April 24, 1620, Henry Graunt, seorang pemilik toko di Hampshire, dan istrinya,
Mary. Anak tertua dari tujuh atau delapan anak, Graunt bersekolah sampai
remaja. Pada usia enam belas ia menjadi magang kepada ayahnya, yang bekerja
sebagai pedagang kain (dealer di pakaian dan barang-barang kering). Pada
Februari 1641, Graunt menikah dengan Mary Scott, dia punya satu putra dan tiga
putri.
Jhon graunt yang hidup
antara tahun (1620-1674) memperkirakan bahwa penduduk kota london terdiri dari
199.000 laki laki dan perempuan 185.000, dan antara tahun 1628-162 bayi laki
laki yang lahir sedikit banyak dari pada bayi perempuan.
Graunt ini adalah seseorang penjual bahan pakaian dan ia memperkirakan jumlah kelahiran dan kematian pada tahun 1662 berdasarkan pengetahuannya tenyang kalkulasi pasar. Karena menghitung ukuran ukuran demografi dan statistik statistik lainnya.
Graunt ini adalah seseorang penjual bahan pakaian dan ia memperkirakan jumlah kelahiran dan kematian pada tahun 1662 berdasarkan pengetahuannya tenyang kalkulasi pasar. Karena menghitung ukuran ukuran demografi dan statistik statistik lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar